BAB
I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Dalam dunia pendidikan di Indonesia ,bidang
studi administrasi pendidikan boleh dikatakan masih baru. Di egara-negara yang
sudah maju,administrasi pendidikan mulai berkembang dengan pesat sejak
pertengahan pertama abad ke-20,terutama sejak berakhirnya perang dunia kedua.
Khususnya di egara kita,Indonesia ,adcministrasi
pendidikan baru diperkenalkan melalui beberapa IKIP sejak tahun 1960-an,dan
baru dimasukkan sebagai mata pelajaran decan mata ujian di SGA/SPG sejak tahun
ajaran 1965/1966.Oleh karena itu,tidak mengherankan jika para pendidik sendiri
banyak yang belum dapat memahami betapa perlu dan pentingnya administrasi
pendidikan dalam penyelenggaraan dan pengembangan pendidikan pada umumnya.
Disamping itu, administrasi pendidikan itu sendiri sebagai ilmu,terus mengalami
perkembangan sesuai dengan perkembangan pendidikan egara
masing-masing.(Purwanto:1:2007)
Setelah kita mengetahui realita yang terjadi seperti yang sudah tersebut
di atas,maka diperlukan sebuah penjelasa secara rinci dan mendetail tentang
administrasi pendidikan agar para pendidik dapat memahami betapa perlu dan
pentingnya administrasi pendidikan itu. Oleh karena itu para pendidiki terlebih
dahulu harus mengetahui dasar-dasar dari administrasi pendidikan. Maka
dimakalah ini kami akan menjelaskan tentang dasar-dasar administrasi
pendidikan.
- Tujuan
- Mahasiswa mengetahui dan memahami pengertian Konflik dan Frustasi
- Mahasiswa mengetahui dan memehami bentuk-bentuk Konflik dan sumber-sumber penyebab Frustasi
- Rumusan Masalah : Apa Pengertian dari Konflik dan Frustasi
BAB
II
PEMBAHASAN
1. Pengertian
Konflik
Konflik berasal
dari kata kerja Latin configere yang
berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu
proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah
satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau
membuatnya tidak berdaya.
Konflik
dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu interaksi.
perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri fisik,
kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya. Dengan
dibawasertanya ciri-ciri individual dalam interaksi sosial, konflik merupakan
situasi yang wajar dalam setiapmasyarakat dan
tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya
atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan
dengan hilangnya masyarakat itu sendiri.
Konflik bertentangan dengan integrasi.
Konflik dan Integrasi berjalan sebagai sebuah siklus di masyarakat. Konflik
yang terkontrol akan menghasilkan integrasi. sebaliknya, integrasi yang tidak
sempurna dapat menciptakan konflik. Suatu keadaan yang memiliki peluang besar
untuk timbulnya konflik adalah perbedaan. Perbedaan yang dimaksud adalah
perbedaan kepentingan
Berikut ini adalah pendapat para ahli tentang pengertian konflik
dari sudut pandang masing-masing.
a. Berstein
(1965). Menurut Berstein,
konflik merupakan suatu pertentangan atau perbedaan yang tidak dapat dicegah.
Konflik ini mempunyai potensi yang memberikan pengaruh positif dan negatif dalam
interaksi manusia.
b. Robert
M.Z. Lawang. Menurut
Lawang, konflik adalah perjuangan memperoleh status, nilai, kekuasaan, di mana
tujuan mereka yang berkonflik tidak hanya memperoleh keuntungan, tetapi juga
untuk menundukkan saingannya.
c. Ariyono
Suyono Menurut Ariyono
Suyono, konflik adalah proses atau keadaan di mana dua pihak berusaha
menggagalkan tercapainya tujuan masing-masing disebabkan adanya perbedaan
pendapat, nilai-nilai ataupun tuntutan dari masing-masing pihak.
d. James
W. Vander Zanden Menurut
Zanden dalam bukunya Sociology,
konflik diartikan sebagai suatu pertentangan mengenai nilai atau tuntutan hak
atas kekayaan, kekuasaan, status atau wilayah tempat yang saling berhadapan,
bertujuan untuk menetralkan, merugikan ataupun menyisihkan lawan mereka.
e. Soerjono
Soekanto. Menurut
Soerjono Soekanto, konflik merupakan suatu proses sosial di mana orang per
orangan atau kelompok manusia berusaha untuk memenuhi tujuannya dengan jalan
menentang pihak lawan yang disertai ancaman atau kekerasan. Dari berbagai
pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa konflik berlangsung dengan melibatkan
orangorang atau kelompok-kelompok yang saling menantang dengan ancaman
kekerasan. Dalam bentuk ekstrimnya, konflik dilangsungkan tidak hanya sekadar untuk
mempertahankan hidup dan eksistensi. Konflik juga bertujuan sampai tahap
pembinasaan eksistensi orang atau kelompok lain yang dipandang sebagai lawan
atau saingannya.
Bentuk-Bentuk Konflik
Konflik adalah proses
sosial yang di dalamnya orang per orang atau kelompok manusia berusaha mencapai
tujuannya dengan jalan menentang pihak lawan dengan menggunakan ancaman atau
kekerasan. Sebagai bagian masyarakat negara dan masyarakat dunia, tidak ada
seorang pun yang menginginkan timbulnya konflik. Walaupun demikian, konflik
akan selalu ada di setiap pola hubungan dan juga budaya. Pada dasarnya konflik
merupakan fenomena dan pengalaman alamiah.
Konflik dalam masyarakat
dibedakan menjadi konflik pribadi, konflik rasial, konflik antarkelas sosial,
konflik internasional, konflik berbasis massa ,
dan konflik antarkelompok.
a. Konflik Pribadi
Konflik pribadi adalah
pertentangan yang terjadi antara orang per orang. Masalah yang menjadi dasar
perlawanan atau konflik pribadi biasanya juga masalah pribadi.
b. Konflik Rasial
Konflik rasial adalah
pertentangan kelompok ras yang berbeda karena kepentingan dan kebudayaan yang
saling bertabrakan. Konflik rasial umumnya terjadi karena salah satu ras merasa
sebagai golongan yang paling unggul dan paling sempurna di antara ras lainnya.
c. Konflik Politik
Konflik politik merupakan
konflik yang menyangkut golongan-golongan dalam masyarakat maupun di antara
negara-negara yang berdaulat. Konflik politik pernah terjadi antara Indonesia dan Malaysia pada tahun 1963.
d. Konflik Antarkelas Sosial
Konflik antarkelas sosial
merupakan pertentangan antara dua kelas sosial. Konflik itu terjadi umumnya
dipicu oleh perbedaan kepentingan antara kedua golongan tersebut. Misalnya,
antara karyawan pabrik dengan pemiliknya karena tuntutan kenaikan gaji dari
karyawan akibat minimnya tingkat kesejahteraan.
e. Konflik Internasional
Konflik internasional,
yaitu pertentangan yang melibatkan beberapa kelompok negara (blok) karena
perbedaan kepentingan.
f. Konflik Antarkelompok
Konflik
antarkelompok terjadi karena persaingan dalam mendapatkan mata pencaharian
hidup yang sama atau karena pemaksaan unsur-unsur budaya asing. Selain itu,
karena ada pemaksaan agama, dominasi politik, atau adanya konflik tradisional
yang terpendam.
2. Pengertian
Frustasi
Frustasi dapat diartikan
sebagai kekecewaan dalam diri individu yang disebabkan oleh tidak tercapainya
keinginan. Pengertian lain dari frustasi adalah “rasa kecewa yang mendalam
karena tujuan yang dikehendaki tak kunjung terlaksana”.
Menurut Sarlito Wirawan,
sumber yang menyebabkan frustasi dikelompokkan menjadi tiga golongan :
- Frustasi lingkungan, yaitu frustasi yang disebabkan
oleh rintangan yang terdapat dalam lingkungan.
- Frustasi pribadi, yaitu frustasi yang timbul dari
ketidak mampuan orang itu mencapai tujuan. Dengan kata lain, frustasi
tersebut timbul karena adanya perbedaan antara keinginan dengan tingkat
kemapuannya. Atau ada perbedaan antara idea self dengan real selfnya.
- Frustasi
konflik, yaitu frustasi yang disebabkan oleh konflik dari berbagai motif
dalam diri seseorang. Dengan adanya motif-motif yang saling
bertentangan maka pemuasan diri dari salah satunya akan menyebabkan
frustasi bagi yang lain.
Adapun wujud dari cara-cara
individu dalam mereaksi frustasi itu diantaranya adalah sebagai berikut :
- Agresi marah (angry agression), yaitu akibat tujuan yang akan dicapainya mengalami kegagalan, individu menjadi agresif, marah-marah, dan merusak, baik terhadap dirinya maupun terhadap situasi di luar dirinya.
- Bertindak secara
ekplosif, baik dengan perbuatan jasmaniah maupun dengan ucapan-ucapan.
- Dengan cara introversi, yaitu dengan menarik diri
dari dunia nyata dan masuk ke dunia khayal (day dreaming).
- Perasaan tak bahagia, reaksi ini menunjukkan sikap
tak berdaya, patah hati, pasif dan terkadang sampai sakit.
- Kemunduruan (regression), yaitu tingkah laku
yang kekanak-kanakan, seperti ngompol dan mengisap ibu jari.
- Fiksasi, mengulang kembali sesuatu yang
menyenangkan, atau kemandekan dalam perkembangan berikutnya.
- Penekanan, dengan cara menekan pengalaman traumatis,
keinginan, kekesalan atau ketidak senangan ke alam tidak sadar.
- Rasionalisasi, usaha-usaha mencari-cari dalih pada
orang lain untuk menutupi kesahalan (kegagalan).
- Proyeksi, meleparkan sebab kegagalannya para orang
lain atau sesuatu di luar dirinya.
- Kompensasi, individu berusaha untuk menutupi
kekurangan atau kegagalannya dengan cara-cara lain yang dianggap memadai.
- Sublimasi, mengalihkan tujuan pada tujuan lain yang
mempunyai nilai sosial atau etika yang lebih tinggi.
BAB III
PENUTUP
1.
Kesimpulan
A.
Konflik berasal
dari kata kerja Latin configere yang
berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu
proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah
satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau
membuatnya tidak berdaya.
B.
Konflik
adalah proses sosial yang di dalamnya orang per orang atau kelompok manusia
berusaha mencapai tujuannya dengan jalan menentang pihak lawan dengan
menggunakan ancaman atau kekerasan.
C.
Ada beberapa
bentuk-bentuk konflik : Konflik Pribadi, Konflik Rasial, Konflik Politik,
Konflik Antarkelas Sosial, Konflik Internasional, dan Konflik Antar Kelompok.
D.
Frustasi dapat
diartikan sebagai kekecewaan dalam diri individu yang disebabkan oleh tidak
tercapainya keinginan. Pengertian lain dari frustasi adalah “rasa kecewa
yang mendalam karena tujuan yang dikehendaki tak kunjung terlaksana”.
E.
Menurut Sarlito
Wirawan, sumber yang menyebabkan frustasi dikelompokkan menjadi tiga golongan :
1) Frustasi Lingkungan, 2) Frustasi Pribadi, dan 3) Frustasi Konflik.
F.
Adapun wujud
dari cara-cara individu dalam mereaksi frustasi itu diantaranya:
1) Agresi marah (angry aggression), 2)Bertindak secara
Ekplosif, 3)Dengan cara introversi, 4)Perasaan tak bahagia, 5)Kemunduran
(regression), 6)Fiksasi, 7)Penekanan, 8)Rasionalisasi, 9)Proyeksi,
10)Kompensasi, 11)Sublimasi.