Selamat Datang di blog Miftachul Huda Welcome to the blog Miftachul Huda

Jumat, 17 Mei 2013

KONFLIK DAN FRUSTASI


BAB I
PENDAHULUAN
  1. Latar Belakang
Dalam dunia pendidikan di Indonesia,bidang studi administrasi pendidikan boleh dikatakan masih baru. Di egara-negara yang sudah maju,administrasi pendidikan mulai berkembang dengan pesat sejak pertengahan pertama abad ke-20,terutama sejak berakhirnya perang dunia kedua. Khususnya di egara kita,Indonesia,adcministrasi pendidikan baru diperkenalkan melalui beberapa IKIP sejak tahun 1960-an,dan baru dimasukkan sebagai mata pelajaran decan mata ujian di SGA/SPG sejak tahun ajaran 1965/1966.Oleh karena itu,tidak mengherankan jika para pendidik sendiri banyak yang belum dapat memahami betapa perlu dan pentingnya administrasi pendidikan dalam penyelenggaraan dan pengembangan pendidikan pada umumnya. Disamping itu, administrasi pendidikan itu sendiri sebagai ilmu,terus mengalami perkembangan sesuai dengan perkembangan pendidikan egara masing-masing.(Purwanto:1:2007)
Setelah kita mengetahui realita yang terjadi seperti yang sudah tersebut di atas,maka diperlukan sebuah penjelasa secara rinci dan mendetail tentang administrasi pendidikan agar para pendidik dapat memahami betapa perlu dan pentingnya administrasi pendidikan itu. Oleh karena itu para pendidiki terlebih dahulu harus mengetahui dasar-dasar dari administrasi pendidikan. Maka dimakalah ini kami akan menjelaskan tentang dasar-dasar administrasi pendidikan.

  1. Tujuan
    1. Mahasiswa mengetahui dan memahami pengertian Konflik dan Frustasi
    2. Mahasiswa mengetahui dan memehami bentuk-bentuk Konflik dan sumber-sumber penyebab Frustasi
  2. Rumusan Masalah : Apa Pengertian dari Konflik dan Frustasi


BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Konflik
Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.
Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu interaksi. perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya. Dengan dibawasertanya ciri-ciri individual dalam interaksi sosial, konflik merupakan situasi yang wajar dalam setiapmasyarakat dan tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri.
Konflik bertentangan dengan integrasi. Konflik dan Integrasi berjalan sebagai sebuah siklus di masyarakat. Konflik yang terkontrol akan menghasilkan integrasi. sebaliknya, integrasi yang tidak sempurna dapat menciptakan konflik. Suatu keadaan yang memiliki peluang besar untuk timbulnya konflik adalah perbedaan. Perbedaan yang dimaksud adalah perbedaan kepentingan
Berikut ini adalah pendapat para ahli tentang pengertian konflik dari sudut pandang masing-masing.
a.    Berstein (1965). Menurut Berstein, konflik merupakan suatu pertentangan atau perbedaan yang tidak dapat dicegah. Konflik ini mempunyai potensi yang memberikan pengaruh positif dan negatif dalam interaksi manusia.
b.    Robert M.Z. Lawang. Menurut Lawang, konflik adalah perjuangan memperoleh status, nilai, kekuasaan, di mana tujuan mereka yang berkonflik tidak hanya memperoleh keuntungan, tetapi juga untuk menundukkan saingannya.
c.    Ariyono Suyono Menurut Ariyono Suyono, konflik adalah proses atau keadaan di mana dua pihak berusaha menggagalkan tercapainya tujuan masing-masing disebabkan adanya perbedaan pendapat, nilai-nilai ataupun tuntutan dari masing-masing pihak.

d.    James W. Vander Zanden Menurut Zanden dalam bukunya Sociology, konflik diartikan sebagai suatu pertentangan mengenai nilai atau tuntutan hak atas kekayaan, kekuasaan, status atau wilayah tempat yang saling berhadapan, bertujuan untuk menetralkan, merugikan ataupun menyisihkan lawan mereka.
e.    Soerjono Soekanto. Menurut Soerjono Soekanto, konflik merupakan suatu proses sosial di mana orang per orangan atau kelompok manusia berusaha untuk memenuhi tujuannya dengan jalan menentang pihak lawan yang disertai ancaman atau kekerasan. Dari berbagai pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa konflik berlangsung dengan melibatkan orangorang atau kelompok-kelompok yang saling menantang dengan ancaman kekerasan. Dalam bentuk ekstrimnya, konflik dilangsungkan tidak hanya sekadar untuk mempertahankan hidup dan eksistensi. Konflik juga bertujuan sampai tahap pembinasaan eksistensi orang atau kelompok lain yang dipandang sebagai lawan atau saingannya.
Bentuk-Bentuk Konflik
Konflik adalah proses sosial yang di dalamnya orang per orang atau kelompok manusia berusaha mencapai tujuannya dengan jalan menentang pihak lawan dengan menggunakan ancaman atau kekerasan. Sebagai bagian masyarakat negara dan masyarakat dunia, tidak ada seorang pun yang menginginkan timbulnya konflik. Walaupun demikian, konflik akan selalu ada di setiap pola hubungan dan juga budaya. Pada dasarnya konflik merupakan fenomena dan pengalaman alamiah.
Konflik dalam masyarakat dibedakan menjadi konflik pribadi, konflik rasial, konflik antarkelas sosial, konflik internasional, konflik berbasis massa, dan konflik antarkelompok.
a. Konflik Pribadi
Konflik pribadi adalah pertentangan yang terjadi antara orang per orang. Masalah yang menjadi dasar perlawanan atau konflik pribadi biasanya juga masalah pribadi.

b. Konflik Rasial
Konflik rasial adalah pertentangan kelompok ras yang berbeda karena kepentingan dan kebudayaan yang saling bertabrakan. Konflik rasial umumnya terjadi karena salah satu ras merasa sebagai golongan yang paling unggul dan paling sempurna di antara ras lainnya.

c. Konflik Politik
Konflik politik merupakan konflik yang menyangkut golongan-golongan dalam masyarakat maupun di antara negara-negara yang berdaulat. Konflik politik pernah terjadi antara Indonesia dan Malaysia pada tahun 1963.
d. Konflik Antarkelas Sosial
Konflik antarkelas sosial merupakan pertentangan antara dua kelas sosial. Konflik itu terjadi umumnya dipicu oleh perbedaan kepentingan antara kedua golongan tersebut. Misalnya, antara karyawan pabrik dengan pemiliknya karena tuntutan kenaikan gaji dari karyawan akibat minimnya tingkat kesejahteraan.
e. Konflik Internasional
Konflik internasional, yaitu pertentangan yang melibatkan beberapa kelompok negara (blok) karena perbedaan kepentingan.
f. Konflik Antarkelompok
Konflik antarkelompok terjadi karena persaingan dalam mendapatkan mata pencaharian hidup yang sama atau karena pemaksaan unsur-unsur budaya asing. Selain itu, karena ada pemaksaan agama, dominasi politik, atau adanya konflik tradisional yang terpendam.
2. Pengertian Frustasi
Frustasi dapat diartikan sebagai kekecewaan dalam diri individu yang disebabkan oleh tidak tercapainya keinginan. Pengertian lain dari frustasi adalah “rasa kecewa yang mendalam karena tujuan yang dikehendaki tak kunjung terlaksana”.
Menurut Sarlito Wirawan, sumber yang menyebabkan frustasi dikelompokkan menjadi tiga golongan :
  1. Frustasi lingkungan, yaitu frustasi yang disebabkan oleh rintangan yang terdapat dalam lingkungan.
  2. Frustasi pribadi, yaitu frustasi yang timbul dari ketidak mampuan orang itu mencapai tujuan. Dengan kata lain, frustasi tersebut timbul karena adanya perbedaan antara keinginan dengan tingkat kemapuannya. Atau ada perbedaan antara idea self dengan real selfnya.
  3. Frustasi konflik, yaitu frustasi yang disebabkan oleh konflik dari berbagai motif dalam diri seseorang. Dengan adanya motif-motif yang saling bertentangan maka pemuasan diri dari salah satunya akan menyebabkan frustasi bagi yang lain.
Adapun wujud dari cara-cara individu dalam mereaksi frustasi itu diantaranya adalah sebagai berikut :
  1. Agresi marah (angry agression), yaitu akibat tujuan yang akan dicapainya mengalami kegagalan, individu menjadi agresif, marah-marah, dan merusak, baik terhadap dirinya maupun terhadap situasi di luar dirinya.
  2. Bertindak secara ekplosif, baik dengan perbuatan jasmaniah maupun dengan ucapan-ucapan.
  3. Dengan cara introversi, yaitu dengan menarik diri dari dunia nyata dan masuk ke dunia khayal (day dreaming).
  4. Perasaan tak bahagia, reaksi ini menunjukkan sikap tak berdaya, patah hati, pasif dan terkadang sampai sakit.
  5. Kemunduruan (regression), yaitu tingkah laku yang kekanak-kanakan, seperti ngompol dan mengisap ibu jari.
  6. Fiksasi, mengulang kembali sesuatu yang menyenangkan, atau kemandekan dalam perkembangan berikutnya.
  7. Penekanan, dengan cara menekan pengalaman traumatis, keinginan, kekesalan atau ketidak senangan ke alam tidak sadar.
  8. Rasionalisasi, usaha-usaha mencari-cari dalih pada orang lain untuk menutupi kesahalan (kegagalan).
  9. Proyeksi, meleparkan sebab kegagalannya para orang lain atau sesuatu di luar dirinya.
  10. Kompensasi, individu berusaha untuk menutupi kekurangan atau kegagalannya dengan cara-cara lain yang dianggap memadai.
  11. Sublimasi, mengalihkan tujuan pada tujuan lain yang mempunyai nilai sosial atau etika yang lebih tinggi.



BAB III
PENUTUP

1.      Kesimpulan
A.     Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.
B.     Konflik adalah proses sosial yang di dalamnya orang per orang atau kelompok manusia berusaha mencapai tujuannya dengan jalan menentang pihak lawan dengan menggunakan ancaman atau kekerasan.
C.     Ada beberapa bentuk-bentuk konflik : Konflik Pribadi, Konflik Rasial, Konflik Politik, Konflik Antarkelas Sosial, Konflik Internasional, dan Konflik Antar Kelompok.
D.     Frustasi dapat diartikan sebagai kekecewaan dalam diri individu yang disebabkan oleh tidak tercapainya keinginan. Pengertian lain dari frustasi adalah “rasa kecewa yang mendalam karena tujuan yang dikehendaki tak kunjung terlaksana”.
E.      Menurut Sarlito Wirawan, sumber yang menyebabkan frustasi dikelompokkan menjadi tiga golongan : 1) Frustasi Lingkungan, 2) Frustasi Pribadi, dan 3) Frustasi Konflik.
F.      Adapun wujud dari cara-cara individu dalam mereaksi frustasi itu diantaranya:
1) Agresi marah (angry aggression), 2)Bertindak secara Ekplosif, 3)Dengan cara introversi, 4)Perasaan tak bahagia, 5)Kemunduran (regression), 6)Fiksasi, 7)Penekanan, 8)Rasionalisasi, 9)Proyeksi, 10)Kompensasi, 11)Sublimasi.